Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Bagian Ana

Lepas Segala   1   Langkahnya melambat sejak seratus meter sebelumnya, ia memilih lari sekencangnya. Ana terengah, sesekali tengadah wajahnya sembari dikipas tak beraturan. “Tahan… tahan….” Wajahnya merah padam, dan begitu ramai yang membicarakannya. “An, dimana?” “An lagi ngumpul sama temen Mas.” “An, Mas masih nunggu kamu, di sini, sampai kamu datang.” “Tapi Mas, maaf. An nggak bisa janji ketemu. Lain kali aja gimana? Nanti An ajak teman sekali.” “An… Mas tetep nunggu ya, nggak papa kamu datang jam berapa aja. Mas nggak papa nunggu.” “Tapi Mas… An nggak bisa.” Darah Ana berdesir, keringatnya dingin, dan rautnya jelas menunjukkan bahwa dirinya tidak baik-baik saja. “An… yuk pulangnya bareng Mba. Kamu masih kos di sana kan?” “Enggg, eh, engga Mbak, makasih…. Nggak usah, An bisa sendiri kok.” Senyumnya kikuk dan matanya seakan sedang mencari sesuatu. Satu pesan masuk, “An, masih lama? Mau mas pesenin dulu nggak?” “Loh, An… belum balik? Mau bareng nggak