Ahmad


Hari itu Ahmad telah siap dengan semua berkas yang ia perlukan guna mendaftar suatu program pembinaan.

Berkata ia dalam hati.

"Bismillah. Alhamdulillah semua berkas sudah lengkap. Awak pula sudahlah siap. Semoga langkah awak ke sana dalam ridho Allah".

Tak lama langkah kecil namun mantapnya terhenti tepat di depan bel tempat pengumpulan berkas tersebut. Sekali ia tekan bel tiada jawaban maupun tanda-tanda jawaban dari orang di dalam. Kedua kali, ia beranikan mengetuk pintu sembari mengucap salam. Lagi, tiada jawaban. Hanya terdengar kendaraan yang lalu lalang sesekali, jua semilir angin menggoyang rerumputan lebat di seberang jalan.

Detik menit silih berganti, kemantapan hatinya perlahan meluruh bersama peluh kekhawatiran. Sudah tiada lagi ia berdiri tegak, kecemasan melangkahkan kakinya berpikir pergi, tapi tidak hatinya, ia ingin mencoba sekali lagi. Menggunakan kesempatan terakhirnya, dalam ketukan ketiga kali dan salam terakhirnya.

"Bismillah. Ada atau tetap tiada jawaban, setidaknya awak cuba".

Hitungan ketiga, ia mengetuk pintu lagi dan mengucap salam lebih lantang. Bersyukur, ada jawaban dan pintu terbukakan.

Ternyata, yang membukakan tak lain abang tingkatnya. Sedikit perbincangan, Ahmad pun mengumpulkan berkas dan bersiap menunggu pengumuman. Banyak harap ia mampu lolos ke tahap wawancara.

Tak lama ia menunggu pengumuman. Sehari selepas ia jumpa abang tingkatnya kala itu, ia mendapat pesan dari abang tingkatnya. Saat itu pula harapnya meningkat, dan senyumnya mulai mengujung. Jantungnya nyaris saja berdetak lebih kencang. Namun, tak habis ia baca pesan abang tingkatnya, debar dadanya terdengar sayu.

"Awak gagal".

Kekecewaannya memuncak, harapnya telah lepas.
__________

Tidaklah kegagalan maupun kekecewaan yang hadir semata hanya untuk menjatuhkan atau menghukum.

Tidaklah do'a yang tiada langsung terjawab adalah sebab Dia tidak bermurah hati kepadamu.

Tidak pula do'a yang lantas dijawab adalah khusus untuk mereka yang telah sangat dekat dengan-Nya.
__________ 

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah : 216)

Berpikir positiflah bisa jadi kegagalan juga kekecewaanmu adalah untuk mencegah hal yang tiada baik dan berguna untukmu.
Kegagalan dan kekecewaan yang hadir agar engkau sadar dan mendekat lebih kepada-Nya.
Kegagalan dan kekecewaan agar engkau lebih mampu belajar dan mengambil pelajaran.

Tiada tega Tuhanmu mengingkari janjinya.
Dia yang Maha Benar dan Maha Mengetahui apa-apa yang ada di semesta, Dia yang Maha Kuasa atas segala kejadian.
Tidak semua doa tiada lagi terjawab sebab Dia tak merahmatimu.
Berpikir positiflah Dia yang Maha Mengetahui apa-apa yang baik dan buruk bagimu.

Coba sesaat kita bayangkan.

Ada seorang pengamen yang datang ke rumahmu sedang nyanyiannya tiada berharmoni dan kasar. Kau tentu tak patut jika hanya mengusirnya saja. Bisa jadi kau beri ia uang atau apa yang ia mau semata agar ia cepat pergi darimu.

Lain hal dengan seorang pengamen yang datang dengan suara indah nan lembutnya. Bisa jadi engkau menahannya terlibih dahulu, membiarkannya menunggu apa yang ia mau, sedang kau asik mendengar senandungnya. Baru lepas kau puas, akan kau beri ia dengan rela hati dan senang hati. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tepian Jurang

Hidup Ideal(is)