Surat untuk Pak Menteri (2)
Teruntuk
Bapak yang menanggung amanah besar bangsa.
Yang
Terhormat Bapak Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian Indonesia Kabinet Kerja,
yang sedang dan selalu berjuang untuk kemajuan wilayah Indonesia.
Salam
Sejahtera,
Assalamu’alaykum wr. wb.
Semoga Bapak selalu dalam lindungan dan limpahan rahmat-Nya.
Tanpa
mengurangi rasa hormat, izinkan saya, Mufida Kusumaningtyas menuliskan pesan
cinta saya akan pencapaian Indonesia berkat perjuangan Bapak. Semoga Bapak
membaca tulisan saya dan mengenal saya sebagai salah satu mahasiswa yang
bergembira menyambut kebijakan Bapak dan selalu mendukung perjuangan Bapak.
Sebelumnya,
saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada Bapak jika tulisan
saya ini tidak berkenan di hati Bapak.
Bapak Andi
Amran Sulaiman, Yang Terhormat.
Saya sebagai begian dari Institut Pertanian Bogor, bagian dari
Indonesia, ingin menyampaikan terima kasih atas dedikasi Bapak terhadap
Pertanian Bangsa Indonesia. Negara yang terkenal kaya akan sumberdaya, negara
yang bercita-cita merenggut kedaulatan pangan.
Strategi demi strategi kebijakan diterapkan demi mencapai visi
pertanian. Salah satu yang saya ketahui adalah Visi Pertanian 2030 , menjadi
pertanian tangguh dan modern berbasis pada pengelolaan sumber daya alam dan genetik
secara berkelanjutan yang menjamin ketahanan, keamanan, dan mutu pangan,
penyedia bahan baku industri dan kesejahteraan petani, serta berdaya saing
global akan terwujud. Harapannya pada saat itu, pendapatan keluarga petani akan
mencapai US$52 ribu/keluarga, Indonesia mencapai kemandirian pangan dan menjadi
eksportir produk petanian tropika terbesar ke-5 dunia, dan memiliki lingkungan
hidup terjamin kelestariannya. Suatu visi yang luar biasa yang berhasil
tercetus oleh Yayasan Indonesia Forum tahun 2008 silam.
Saya sangat senang akan
ajakan Bapak menyukseskan Program Lumbung Pangan Dunia 2045. Bagaimana
pun, mereka yang menguasai pangan, merekalah yang akan menguasai dunia.
Perlahan tapi pasti, Indonesia terus berupaya mewujudkan visi yang telah dirumuskan
dan terus meningkatkan produksi pertanian. Fokus Bapak akan hortikultura dan
penyaluran bibit-bibit menjawab tantangan bangsa dengan tepat menjurus,
pemanfaatan lahan pasang surut sebagai wilayah pertanian, khususnya di kawasan
Sumatera menjadi alternatif solusi dalam pengembangan pertanian yang
memperhatikan jenis kawasan. Program penyaluran benih gratis merupakan program
Bapak yang luar biasa manfaatnya langsung dapat dirasakan oleh petani.
Strategis pengembangan program yang dicanangkan pun saling berkesinambungan dan
mendukung penuh peningkatan kualitas dan produktivitas pertanian, misalnya saja
rehabilitasi jaringan irigasi, pengadaan alat mesin pertanian, dan hadirnya
asuransi pertanian yang menjamin keterlindungan usaha petani. Luar biasanya perhatian
dan kepedulian Bapak terhadap petani, sampai-sampai perlindungan kepada petani
tak hanya pada aset yang dimiliki melainkan juga perlindungan pasar untuk para
petani dengan pengendalian impor.
Terakhir saya akses terkait
data petani dan usaha taninya, saya mendapatkan data BPS dari hasil Sensus
Pertanian 2013 menunjukkan bahwa dalam bidang pertanian, usaha pertanian
didominasi oleh jenis usaha rumah tangga dengan jumlah sebanyak 26,14 juta rumah tangga, menurun sebesar 16,32 persen dari hasil
Sensus Pertanian 2003 (ST2003) yang tercatat sebanyak 31,23 juta rumah tangga.
Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat
sebanyak 4.165 perusahaan dan jenis usaha pertanian lainnya sebanyak 5.922
unit. Apresiasi besar bagi pencapaian tersebut. Semoga terus meningkat dan
menjadi kunci kemajuan dan tatanan kesejahteraan Indonesia yang baru.
Namun begitu, kenyataan di Indonesia yang sebagian besar petaninya
adalah petani gurem lagi-lagi muncul masalah rumit, masalah yang dari masa ke
masa belum menunjukkan perubahan yang berarti, yaitu masalah reforma agraria. Terlalu
banyak konflik agraria di negara tercinta kita, terlalu banyak rakyat yang
merasa tanah dan haknya dirampas dengan mengatasnamakan pembangunan, dan
terlalu banyak aktivis-aktivis pertanian yang mendapat tindak represif aparat. Petani
desa, petani Indonesia, sebagian besar hanyalah buruh tani, hanya mengerjakan
lahan milik orang lain dengan sistem keuntungan yang disepakati bersama atau
bahkan bekerja dengan sistem gaji seadanya, dan kebanyakan petani tersebut
adalah para petani wanita. Petani pun yang kebanyakan tinggal di desa masih
menjadi objek kemiskinan utama Selain itu, hal yang disayangkan, mengutip
pendapat Wiradi
(2009) entry point data Badan Pusat
Statistik dalam soal penguasaan tanah adalah “tanah garapan” (operational holding) bukan “pemilikan” (ownership). Gambaran tentang berbagai data BPS dalam soal penguasaan tanah
adalah struktur tanah garapan. Padahal dalam struktur distribusi pemilikan
pasti akan terlihat lebih timpang. Dalam struktur distribusi tanah garapan,
karena adanya “pasar penyekapan”, maka landless
tenants pun masuk hitungan sehingga angka Gininya akan relatif lebih rendah
atau merata.
Saya pun rekan-rekan kampus kerap tak
menemukan arah kolaboratif dari masing-masing kementerian yang ada, yang pada
hakikatnya memiliki tugas pokok dan fungsi yang saling terhubung. Kerap kami
temui kebijakan menteri yang satu bertentangan dengan menteri yang lainnya.
Dalam konteks ini, sebut saja kebijakan Bapak sebagai Menteri Pertanian, tak jarang yang
tidak selaras dengan kebijakan Menteri Perdagangan Indonesia. Semoga hal-hal
seperti ini tidak terus terjadi dan berlarut-larut. Layaknya yang Bapak
sampaikan, bahwa negara ini terlalu besar untuk diperjuangkan sendiri, maka
berjuang bersama-sama adalah keharusan, dan peran perubahan tak hanya dimiliki
Bapak sebagai Menteri Pertanian. Saya sangat bahagia karena Bapak terus
melibatkan mahasiswa dalam setiap kegiatan dan keadaan. Semoga terjalin
hubungan baik antara Kementerian dengan mahasiswa, pun mahasiswa dengan
lingkungan sekitarnya, agar kami mahasiswa mampu dengan mudah menjalankan peran
kami sebagai agen perubahan dan penjembatan lidah rakyat.
Selain itu, besar harapan kami agar apapun kebijakan yang diambil,
tidaklah melupakan kearifan lokal kawasan pengembangan program pertanian,
sebab sistem pertanian yang dikembangkan dalam suatu kawasan, sangat
mempengaruhi perubahan sosial yang terjadi di masyarakat kawasan tersebut.
Perjuangan untuk mengembalikan eksistensi Indonesia sebagai negara
agraris sangatlah berat. Bapak sebagai Menteri Pertanian tentu memiliki tugas
dan tantangan yang luar biasa berat. Semoga Tuhan selalu memudahkan perjuangan
Bapak.
Akhir
kata, terima kasih Bapak berkenan membaca tulisan amatir saya. Semoga Bapak
dikuatkan dan dimudahkan dalam segala urusan.
Nun
walqalami wama yasthurun, Wassalamu’alaykum wr. wb.
Dari
saya, mahasiswa Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,
Institut Pertanian Bogor.
Mufida
Kusumaningtyas.
Komentar
Posting Komentar