Aku pulang
Tepat 18 hari, terbentang antara bulan Desember dan Januari.
18 hari dari saat ku putuskan untuk kembali.
Bimbang yang merengkuh ku hilang setelah beberapa hari.
Rembulan malam itu bilang bahwa kepulangan ku sangat-sangat
dinantikan.
Angin turut menyampaikan bahwa Bapak dan Ibuk ingin aku pulang meski kalian
tak pernah bilang.
Bintang yang mulai redup berbisik pelan bahwa waktu jangan
pernah disia-siakan, waktu tak bisa diulang.
Semesta meyakinkan.
Gembira ku katakan, aku pulang.
Ku bawakan oleh-oleh dari perantauan.
Cerita tentang anak mu yang mulai dipusingkan perasaan.
Laporan anak mu tentang ujian yang telah selesai
dilaksanakan.
Tak lupa kerinduan yang subur meski baru berpisah tiga
mingguan.
Buk, sepertinya benar kata orang-orang bahwa jarak akan
mendewasakan.
Pak, benar kata Bapak bahwa banyak yang mahasiswa harus
perjuangkan.
Meski begitu, aku tetap anak yang selalu ingin dimanjakan.
Aku yang 18 tahun lalu berkenalan pada dunia lewat tangisan.
Aku yang kini lebih banyak membuat Bapak dan Ibuk kerepotan.
Oh ya, terakhir aku cuma mau bilang
Anak mu kembali, jadi jangan kangen lagi.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusYah kepencet:((
Hapus