Merayakan Perjalanan
Kita akan memulainya lagi.
Saya, entah mengapa sangat menyenangi kata ‘mulai’, ya… melanjutkan, meneruskan, menyambung langkah? rasanya kurang pas. Mulai, memulai kembali, bagi saya adalah semangat dan asa yang selalu baru dan diperbarui. Pengingat bahwa saya hanya punya kali ini, waktu sekarang ini. Seolah kemarin adalah kematian, maka hari ini saya bangkit dari mati. Mulai ialah awal yang menuju akhir. Ya, meski rancu juga sih otak saya. Sebab , jangan-jangan artinya adalah saya hanya selalu memulai tanpa menyelesaikan. Ibarat kata, langkah saya pendek dan kemarin tidak berguna hingga titik nol lagi-lagi dilalui.
Pembelaan atas eksistensi saya sebagai seorang perempuan keren adalah bahwa saya menghormati Jatuh dan Terpuruk. Saya menjamunya sebagai tamu kehidupan. Saya tuangkan teh manis hangat padanya, atau ya kalau ia meminta kopi, saya pesankan melalui aplikasi di gawai masa kini. Jatuh dan Terpuruk saya persilakan menginap jika nyatanya mereka kelelahan sebab perjalanan. Tak banyak yang mau membuka pintu untuk mereka. Kita, manusia, selalu merasa asing dengan yang tidak positif, dengan yang misteri, dengan yang memaksa kita melakukan perjudian. Tapi, sejak kapan manusia berhenti berjudi?
Semua orang punya kerancuannya masing-masing.
Saya ingat salah seorang teman pernah menulis, ditulis olehnya bahwa kita semakin rancu dengan pemikiran masing-masing. Tak ada yang salah mengenai itu, setidaknya menurut saya. Bukankah artinya akal kita tak henti mencerna? dan kita benar-benar makhluk yang pasti dilahirkan dengan selimut ketidaksempurnaan. Akhirnya, kita sampai pada simpulan kecil. Kita tahu bahwa kita tidak ada yang sempurna.
Sambungnya, ‘tahu’ itu punya identitas lain berupa sakit.
Ia, bahagia dengan kerancuannya. Ia merasakan sakit, yang
artinya ia bukanlah batu. ia bukanlah batu. Ia menikmati masa penyembuhan atas
sakitnya. Ia tak memilih resisten dengan obat berlebihan. Ia menikmati sakit menuju sembuhnya.
Dan saya berdiri di jalan yang sama, yang memelihara kerancuan, yang memproduksi kebahagiaan juga rasa sakit bersamaan.
Maka bersoraklah, gelar kenduri dua hari dua malam, rayakan
dan panjatkan syukur atas kerancuan-kerancuan. Rayakanlah... rayakanlah....
Komentar
Posting Komentar