Berdiri di tepian jurang adalah satu hal dengan dua hal. Maksudku adalah bahwa itu menjadikan kita dapat berteriak sekeras dan sampai selega mungkin, lalu setelahnya menikmati bentangan alam yang Tuhan telah dan terus ciptakan, juga bahwa itu adalah percobaan mengakhiri perjuangan di dunia yang terlalu sulit untuk dimengerti akal manusia. Sudah lebih dari satu tahun aku berdiri di sini dan tidak pernah kemana-mana. Aku bergerak, tapi hanya bergeser dari satu posisi ke posisi lainnya yang... sama-sama sekarat. Aku lelah hingga akhirnya aku memilih duduk, dan sialnya, tebing bergetar dan segera longsor. Pernahkah kau? menemukan jawaban acak di kepala dan sesaat hendak kau tuliskan ia di lembar jawaban, mereka kemudian menjelma huruf acak berterbangan di udara seperti debu. Kita semua sering menjadi bahagia, membahagiakan, dan dibahagiakan. Lalu kita juga tidak pernah tanpa tergores, perih, berdarah, lebam, jatuh, tersungkur, sesak, tercekat, meledak, dan berapi-api. Kita selalu melal...
Dunia berjalan dengan cepat. Sangat cepat mengalahkan teknologi jaringan internet negaramu yang nggak seberapa itu. Kita lahir menuju ketidaknyamanan. Kenyamanan hanya ada dalam rahim Ibu. Kita lahir menuju ketidaknyamanan untuk menemukan kenyamanan baru. Pun setiap waktu bergulir, kita turut bergulir menemukan nyaman satu, kemudian ke nyaman dua, bergulir ke tiga, empat, lima, dan enam, dan enam, dan enam, dan enam, dan enam, dan enam. Ide mengenai menemukan nyaman adalah jebakan nomor enam. Saya pikir, ide itu tertanam di lobus otak saya dengan cukup baik, meski tersembunyi. Sebab ide besar yang saya lihat setiap pagi adalah menemukan dan mengembangkan rasa senang. Ide besar yang setiap pagi ada, ia hanya ide nomor satu yang menjadi nomor satu sebab surat fiktif yang diciptakan kepalanya sendiri mengatakan bahwa terpilih menjadi nomor satu. Jebakan dua, tiga, empat, dan lima, masing-masing adalah idealisme, perfeksionisme, loyalitas, serta eksistensi ketulusan. Jadi, sekarang, kita s...
Komentar
Posting Komentar