4 - Aku, Kamu, dan Manusia-Manusia Boneka
Pagi kembali lagi, udara sejuk menyelip di antara aku. Ku naikkan selimutku agar hangat tetap bersamaku. Pintu berdecit, jejak langkah terdengar begitu mantap dan yakin. Saklar lampu yang dimatikan, kicau burung yang menenteramkan. Aku masih memejamkan mata sembari mengingat-ingat mimpi apa aku barusan. Ada yang membuka keran depan. “Kamu harus lihat ini Na, mereka sudah tumbuh dengan baik…” Suara itu sangat indah, memanggil dengan cara yang selalu ku suka. Ku turunkan selimut, ku lipat ia menjadi kotak. Kaki pertamaku turun menyerap dingin, namun ia cepat beradaptasi. Aku mengikat rambutku acak. Berjalan dengan penasaran dan segera. Kamu di sana, berdiri dengan semangat dengan selang air di tangan kanan. Mengajak bicara tanaman, menyanyi bersama burung-burung, dan mengucapkan terima kasih pada langit yang mau menjadi terang lagi. "Selamat pagi Awan," aku menyapamu dengan begitu riang. Menyadari hari telah berganti dan kita tetap di sini. Aku berkeliling dan melihat anak